Anestesi digambarkan sebagai kondisi gabungan dari amnesia, analgesia, dan narkosis. Istilah anestesi ini konon digunakan oleh filusuf Yunani untuk menggambarkan efek narkosis dari tanaman Mandragora. Kemudian berbagai definisi berkembang mengenai anestesi ini. Secara modern, anestesi adalah teknik yang digunakan untuk memfasilitasi pembedahan agar tidak terasa sakit. Ilmu anestesi adalah ilmu yang secara ilmiah menjelaskan fenomena ini.


Konsep Kunci

  • Oliver Wendell Holmes pada tahun 1846 merupakan orang pertama yang mengusulkan penggunaan istilah anestesi untuk menyatakan kondisi gabungan amnesia, analgesia, dan narkosis dengan tujuan agar pembedahan dapat dilakukan tanpa rasa sakit.
  • Eter awalnya digunakan secara sembarangan, bukan sebagai obat anestesi untuk manusia sampai pada tahun 1842, Crawford W. Long dan William E. Clark masing-masing menggunakan eter pada pasien mereka. Pada 16 Oktober 1846, William T. G. Morton akhirnya melakukan pertunjukan anestesi umum untuk tujuan pembedahan dengan menggunakan eter. Inilah penggunaan eter sebagai obat anestesi yang pertama kali dipublikasikan
  • Penggunaan obat anestesi lokal modern pertama kali dilakukan oleh Carl Koller, seorang dokter mata, yang mendemonstrasikan teknik anestesi topikal pada mata dengan menggunakan kokain pada 1884.
  • Curare, obat golongan alkaloid yang berfungsi sebagai pelumpuh otot, memfasilitasi intubasi endotrakea dan relaksasi otot selama pembedahan. Dengan ditemukannya curare, pembedahan dapat dilakukan pada pasien tanpa harus menggunakan teknik anestesi umum inhalasi pada kedalaman yang menghasilkan relaksasi otot.
  • John Snow, seringkali dianggap sebagai bapak penemu dari spesialisasi anestesi, merupakan orang pertama yang meneliti eter dan fisiologi anestesi umum secara ilmiah.
  • Doktrin “kapten kapal” di ruang operasi, yang biasanya disematkan kepada dokter bedah agar bertanggung jawab untuk setiap aspek perawatan perioperatif pasien (termasuk anestesi), bukan lagi doktrin yang valid dengan adanya dokter anestesi.

Sejarah anestesi

Spesialisasi anestesi dimulai pada pertengahan abad ke-19 dan berkembang pesat pada abad ke-20. Peradaban zaman dahulu menggunakan opium, daun koka, akar mandrake, alkohol, dan bahkan pengambilan darah (flebotomi) dalam jumlah besar sampai pasien tidak sadar agar dokter bedah dapat bekerja. Orang Mesir kuno menggunakan kombinasi yang terdiri dari poppy opium (mengandung morfin) dan hyoscyamus (mengandung skopolamin); kombinasi morfin dan skopolamin masih digunakan secara luas untuk premedikasi hingga saat ini.


Anestesi regional pada zaman kuno terdiri dari penekanan pada saraf (iskemia saraf) atau pendinginan hingga tercapai analgesia (cryoanalgesia). Orang Inca bisa jadi sudah sering melakukan teknik anestesi lokal karena dokter bedah mereka biasa mengunyah daun koka dan menempelkannya pada luka operasi, terutama sebelum pembedahan trepanasi untuk nyeri kepala.


Perkembangan teknik pembedahan modern terhambat oleh kurangnya pemahaman tentang proses penyakit, anatomi, dan asepsis dan juga kurangnya teknik anestesi yang aman dan dapat diandalkan. Teknik-teknik ini berevolusi terlebih dahulu dengan anestesi inhalasi, diikuti anestesi lokal dan regional, anestesi intravena, dan penghambat neuromuskular. Perkembangan anestesi untuk pembedahan dianggap sebagai salah satu penemuan terpenting dalam sejarah manusia, dan hal ini diaplikasikan dalam praktik keseharian bahkan sebelum dilakukannya uji klinis acak.


Anestesi Inhalasi

Karena jarum suntik hipodermik belum ditemukan sampai tahun 1855, teknik anestesi umum yang ditakdirkan lahir pertama kali adalah teknik anestesi umum melalui inhalasi. Dietil eter (dikenal pada saat itu sebagai "eter sulfurik" karena dihasilkan oleh reaksi kimia antara etil alkohol dan asam sulfat) pada awalnya dibuat oleh Valerius Cordus pada 1950. Saat itu eter digunakan untuk tujuan sembarangan ("ether frolics"), bukan sebagai obat anestesi pada manusia sampai pada tahun 1842, Crawford W. Long dan William E. Clark masing-masing secara mandiri menggunakannya pada pasien untuk operasi dan ekstraksi gigi. Namun, mereka tidak mempublikasikan penemuan mereka tersebut.


Sampai pada empat tahun kemudian, William T.G. Morton di Boston pada tanggal 16 Oktober 1846 melakukan pertunjukan anestesi umum untuk pembedahan dengan menggunakan eter, itulah yang pertama kali dipublikasikan. Kesuksesan dramatis dari demonstrasi tersebut sampai membuat ahli bedah saat itu berseru kepada penonton yang ragu-ragu: "Tuan-tuan, ini bukanlah omong kosong!"


Kloroform telah dibuat secara independen oleh von Leibig, Guthrie, dan Soubeiran sekitar tahun 1831. Meskipun pertama kali digunakan oleh Holmes Coote pada tahun 1847, kloroform diperkenalkan pada praktik klinis oleh Scot Sir James Simpson, yang memberikannya kepada pasiennya untuk mengurangi rasa sakit akibat persalinan. Ironisnya, Simpson hampir meninggalkan praktik kedokterannya setelah menyaksikan keputusasaan dan penderitaan yang mengerikan dari pasien yang menjalani operasi tanpa anestesi.


Joseph Priestley membuat nitrogen oksida pada tahun 1772, dan Humphry Davy pertama kali mencatat sifat analgesiknya pada tahun 1800. Gardner Colton dan Horace tercatatkan pertama kali menggunakan nitrogen oksida sebagai anestesi untuk ekstraksi gigi pada manusia pada tahun 1844. Kurangnya potensi nitrogen oksida (konsentrasi nitrogen oksida 80% menghasilkan analgesia tetapi tidak cukup untuk pembedahan) menyebabkan demonstrasi klinis yang kurang meyakinkan dibandingkan dengan demonstrasi eter.


Nitrogen oksida adalah anestesi yang paling tidak populer dari tiga obat anestesi inhalasi pertama karena potensinya yang rendah dan kecenderungannya menyebabkan asfiksia bila digunakan sendiri (lihat Anestesi Inhalasi). Ketertarikan pada penggunaan nitrogen oksida dihidupkan kembali pada tahun 1868 saat Edmund Andrews memberikannya dalam 20% oksigen; tetapi, penggunaannya tidak dapat menandingi popularitas eter dan kloroform. Ironisnya, nitrogen oksida adalah satu-satunya dari ketiga obat anestesi inhalasi ini yang saat ini masih digunakan. 


Popularitas kloroform terkalahkan oleh eter, terutama di Inggris. Namun, adanya laporan aritmia jantung, depresi pernapasan, dan hepatotoksisitas yang berhubungan dengan penggunaan kloroform akhirnya menyebabkan dokter anestesi terutama di Amerika Utara lebih memilih eter.


Bahkan setelah ditemukannya obat anestesi inhalasi lainnya (etil klorida, etilena, divinil eter, siklopropana, trikloretilena, dan fluroksi), eter tetap menjadi standar anestesi inhalasi sampai awal tahun 1960-an. Satu-satunya obat anestesi inhalasi yang menyaingi tingkat keamanan dan popularitas eter adalah siklopropana (diperkenalkan pada tahun 1934). Namun, keduanya sangat mudah terbakar dan keduanya tergantikan oleh keberhasilan pengembangan hidrokarbon terfluorinasi poten yang tidak mudah terbakar: halotan (dikembangkan pada tahun 1951, diluncurkan pada tahun 1956), metoksifluran (dikembangkan pada tahun 1958; diluncurkan pada tahun 1960), enfluran (dikembangkan pada 1963; dirilis pada tahun 1973), dan isofluran (dikembangkan pada tahun 1965; dirilis pada tahun 1981).


Sejarah Praktik Anestesiologi

Saat ini, sevofluran adalah agen inhalasi paling populer di negara maju. Sevofluran lebih tidak menyengat dibandingkan isofluran dan memiliki kelarutan rendah dalam darah. Kekhawatiran yang tidak berdasar tentang potensi toksisitas produk degradasinya menunda peluncurannya di Amerika Serikat sampai tahun 1994 (lihat Anestesi Inhalasi). Kekhawatiran ini telah terbukti sangat teoritis. Sevofluran sangat sesuai untuk induksi inhalasi dan sebagian besar telah menggantikan halotan pada pembiusan pediatri. Desfluran (diluncurkan pada 1992) memiliki banyak sifat yang diinginkan dari isofluran serta penyerapan dan eliminasi yang lebih cepat (hampir secepat nitrogen oksida). Isofluran, sevofluran, dan desfluran adalah obat anestesi inhalasi yang paling umum digunakan sampai saat ini di negara maju di seluruh dunia.


Anestesi Lokal dan Regional

Efek pengobatan koka telah diakui oleh suku Inca selama berabad-abad sebelum bangsa Eropa meneliti tentang koka ini. Kokain diisolasi dari daun koka pada tahun 1855 oleh Gaedicke dan dimurnikan pada tahun 1860 oleh Albert Niemann. Sigmund Freud melakukan pekerjaannya yang berpengaruh besar dengan kokain. Bagaimanapun, penggunaan asli kokain untuk anestesi dinobatkan kepada Carl Koller, seorang dokter mata, yang mendemonstrasikan anestesi topikal di mata pada tahun 1884. 


Selanjutnya pada tahun 1884 William Halsted menggunakan kokain untuk infiltrasi intradermal dan blok saraf (termasuk blok saraf wajah, pleksus brakialis, saraf pudendal, dan nervus tibialis posterior).


August Bier dikreditkan dengan pemberian anestesi spinal pertama pada tahun 1898. Dia juga orang pertama yang mendeskripsikan anestesi regional intravena (blok Bier) pada tahun 1908. 


Prokain disintesis pada tahun 1904 oleh Alfred Einhorn dan dalam setahun digunakan secara klinis sebagai anestesi lokal oleh Heinrich Braun. Braun jugalah yang pertama kali menambahkan epinefrin untuk memperpanjang durasi anestesi lokal. 


Ferdinand Cathelin dan Jean Sicard memperkenalkan anestesi epidural kaudal pada tahun 1901. Anestesi epidural lumbal pertama kali dijelaskan pada tahun 1921 oleh Fidel Pages dan lagi (secara independen) pada tahun 1931 oleh Achille Dogliotti. 


Obat anestesi lokal tambahan yang kemudian diperkenalkan meliputi dibukain (1930), tetrakain (1932), lidokain (1947), kloroprokain (1955), mepivakaine (1957), prilokain (1960), bupivakain (1963), dan etidokain (1972). Penambahan terbaru, ropivakain dan levobupivakain, memiliki durasi kerja yang mirip dengan bupivakain namun lebih sedikit toksisitas pada jantung (lihat Anestetik Lokal). Obat anestesi lokal lain yang secara kimiawi tidak sama, artikain, telah digunakan secara luas untuk anestesi pada gigi.


Anestesi Intravena

Obat Induksi

Anestesi intravena didahului dengan penemuan suntikan dan jarum hipodermik oleh Alexander Wood pada tahun 1855. Usaha pengembangan teknik anestesi intravena pada awalnya mencakup penggunaan kloral hidrat (oleh Oré pada tahun 1872), kloroform dan eter (Burkhardt pada tahun 1909), dan kombinasi morfin dan skopolamin (Bredenfeld pada tahun 1916). 


Barbiturat dibuat pertama kali oleh Fischer dan von Mering di tahun 1903. Barbiturat pertama yang digunakan untuk induksi anestesi adalah asam dietilbarbiturat (barbital), tetapi baru pada pengenalan penggunaan heksobarbital pada tahun 1927 induksi barbiturat menjadi populer. 


Tiopental, disintesis pada tahun 1932 oleh Volwiler dan Tabern, pertama kali digunakan secara klinis oleh John Lundy dan Ralph Waters pada tahun 1934 dan selama bertahun-tahun tiopental tetap menjadi obat anestesi yang paling umum untuk induksi anestesi intravena. 


Metoheksital pertama kali digunakan secara klinis pada tahun 1957 oleh V. K. Stoelting. Metoheksital tetaplah sangat populer untuk anestesi umum singkat dalam terapi elektrokonvulsif. Setelah klordiazepoksida ditemukan pada tahun 1955 dan diluncurkan untuk penggunaan klinis, pada tahun 1960, obat golongan benzodiazepin lainnya – diazepam, lorazepam, dan midazolam – digunakan secara luas untuk premedikasi, sedasi sadar, dan induksi anestesi umum. 


Ketamin disintesis pada tahun 1962 oleh Stevens dan pertama kali digunakan secara klinis pada tahun 1965 oleh Corssen dan Domino; obat anestesi ini dirilis pada tahun 1970 dan terus menjadi populer sampai saat ini, terutama bila digunakan dalam kombinasi dengan obat anestesi lainnya untuk teknik anestesi umum atau ketika diinfuskan dalam dosis rendah pada pasien sadar untuk kondisi yang menyakitkan. 


Etomidat dibuat pada 1964 dan diluncurkan delapan tahun berikutnya pada tahun 1972. Antusiasme awal mengenai relatif rendahnya efek sirkulasi dan pernapasan terganggu oleh bukti supresi adrenal, yang dilaporkan bahkan hanya dengan pemberian satu kali. 


Peluncuran propofol pada tahun 1986 (1989 di Amerika Serikat) merupakan kemajuan besar dalam anestesi pasien rawat jalan karena durasi kerjanya yang pendek (lihat Anestesi Intravena). Propofol saat ini adalah obat anestesi intravena terpopuler untuk indikasi induksi intravena di seluruh dunia.


Obat penghambat neuromuskular

Harold Griffith dan Enid Johnson memperkenalkan curare pada tahun 1942, dan hal ini menjadi tonggak sejarah dalam dunia anestesi. Curare sangat memfasilitasi intubasi endotrakea dan relaksasi otot selama pembedahan. Untuk pertama kalinya, operasi dapat dilakukan pada pasien tanpa syarat kedalaman anestesi umum inhalasi agar tercipta relaksasi otot. Anestesi umum dengan kedalaman seperti itu sering mengakibatkan depresi kardiovaskular dan pernapasan yang berlebihan serta pemulihan yang lambat. Selain itu, kedalaman anestesi inhalasi yang dalam seringkali tidak dapat ditoleransi oleh pasien yang lemah. 


Suksinilkolin disintesis oleh Bovet pada tahun 1949 dan dirilis pada tahun 1951; zat ini tetap menjadi obat standar untuk memfasilitasi intubasi endotrakea dalam prosedur RSI (rapid sequence intubation). Sampai saat ini, suksinilkolin tetap tak tertandingi dalam hal onset relaksasi otot yang cepat dan dalam, tetapi efek samping obat ini mendorong dilakukannya pencarian obat lain yang sebanding. 


Penghambat neuromuskular lainnya (neuromuscular blockers / NMB; dibahas di Obat Penghambat Neuromuskular) - galamin, dekametonium, metokurin, alkuronium, dan pankuronium - kemudian diperkenalkan. Akan tetapi, obat-obat ini memiliki efek samping masing-masing yang mendorong pencarian NMB yang ideal. Obat yang baru diperkenalkan yang lebih menyerupai NMB ideal meliputi vekuronium, atrakurium, rokuronium, dan cis-atrakurium.


Opioid

Morfin, pertama kali diisolasi dari opium antara tahun 1803 dan 1805 oleh Sertürner, juga dicoba sebagai obat anestesi intravena. Efek samping yang terkait dengan opioid dalam laporan awal menyebabkan banyak dokter anestesi lebih menyukai teknik anestesi umum dengan anestesi inhalasi murni. 


Ketertarikan pada opioid dalam anestesi kembali muncul setelah sintesis dan pengenalan meperidin (petidin) pada tahun 1939. Konsep anestesi seimbang diperkenalkan pada tahun 1926 oleh Lundy dan yang lainnya dan berkembang meliputi tiopental untuk induksi, nitrogen oksida untuk amnesia, opioid untuk analgesia, dan curare untuk relaksasi otot. 


Pada tahun 1969, Lowenstein menghidupkan kembali minat terhadap teknik anestesi umum dengan opioid "murni" dengan memperkenalkan kembali konsep opioid dosis besar sebagai anestesi lengkap. Morfin adalah agen pertama yang digunakan, tetapi fentanil dan sufentanil lebih disukai oleh sebagian besar pihak sebagai agen tunggal. 


Seiring berkembangnya pengalaman dengan teknik ini, beberapa keterbatasannya - tidak dapat secara baik menghilangkan kesadaran pasien, tidak menekan respon otonom selama operasi secara penuh, dan adanya depresi pernapasan yang berkepanjangan - mulai disadari. 


Remifentanil, opioid yang mengalami degradasi cepat oleh plasma nonspesifik dan esterase jaringan, memungkinkan kadar analgesia opioid yang dalam untuk digunakan tanpa kekhawatiran mengenai kebutuhan akan ventilasi pascabedah, walaupun dengan peningkatan risiko toleransi opioid akut.


Evolusi Spesialisasi

Asal Inggris

Setelah pertunjukan publik pertamanya di Amerika Serikat, anestesi eter dengan cepat diadopsi di Inggris. John Snow, yang sering dianggap sebagai bapak spesialis anestesi, adalah dokter pertama yang mengambil perhatian penuh untuk anestesi baru ini. Dia adalah orang pertama yang menyelidiki secara ilmiah eter dan fisiologi anestesi umum. 


Tentu saja, Snow juga merupakan pelopor dalam epidemiologi yang membantu menghentikan epidemi kolera di London dengan membuktikan bahwa agen penyebab kolera ditularkan melalui konsumsi air sumur yang terkontaminasi dan bukan dengan inhalasi. 


Buku pertama tentang anestesi umum, On the Inhalation of Ether, diterbitkan oleh John Snow pada tahun 1847. Ketika sifat anestesi kloroform diketahui, dia segera menyelidiki dan mengembangkan inhaler untuk obat tersebut. Dia percaya bahwa inhaler harus digunakan dalam pemberian eter atau kloroform untuk mengendalikan dosis anestesi. Buku keduanya, "On Chloroform and Other Anaesthetics", diterbitkan pada tahun 1858 setelah kematiannya.


Setelah kematian Snow, Dr. Joseph T. Clover menggantikannya sebagai ahli anestesi terkemuka di Inggris. Clover menekankan pemantauan berkelanjutan denyut nadi pasien selama anestesi, sebuah praktik yang belum standar pada saat itu. Dia adalah orang pertama yang menggunakan manuver jaw-thrust untuk menghilangkan sumbatan jalan nafas, yang pertama bersikeras bahwa peralatan resusitasi harus selalu tersedia selama anestesi, dan yang pertama menggunakan kanula krikotiroid (untuk menyelamatkan pasien dengan tumor mulut yang mengalami obsturksi jalan napas total). 


Setelah Clover, Sir Frederic Hewitt menjadi ahli anestesi terkemuka di Inggris pada tahun 1890-an. Dia bertanggung jawab atas banyak penemuan, termasuk saluran napas oral (oral airway). Hewitt juga menulis apa yang dianggap banyak pihak sebagai buku teks anestesi pertama yang sejati, yang terbit hingga lima edisi. 


Snow, Clover, dan Hewitt membangun tradisi ahli anestesi dokter di Inggris, tapi Hewitt adalah yang membuat argumen yang paling berkelanjutan dan terkuat untuk mendidik spesialis dalam anestesi. Pada tahun 1893, organisasi dokter spesialis anestesi pertama, the London Society of Anesthetists, dibentuk di Inggris oleh J.F. Silk.


Intubasi trakea elektif pertama selama anestesi dilakukan pada akhir abad ke-19 oleh ahli bedah Sir William MacEwen di Skotlandia, Joseph O'Dwyer di Amerika Serikat, dan Franz Kuhn di Jerman. Intubasi endotrakea saat dilakukannya anestesi dipopulerkan oleh Sir Ivan Magill dan Stanley Rowbotham di Inggris pada tahun 1920-an.


Asal Amerika

Di Amerika Serikat, hanya sedikit dokter yang terspesialisasi dalam anestesi pada tahun 1900. Tugas memberikan anestesi umum sering didelegasikan ke dokter bedah junior, mahasiswa kedokteran, atau dokter umum. 


Organisasi dokter anestesi pertama di Amerika Serikat adalah Long Island Society of Anesthetists, dibentuk pada tahun 1905, yang seiring dengan pertumbuhannya, kemudian dinamai ulang menjadi New York Society of Anesthetists pada tahun 1911. 


Kelompok yang saat ini dikenal sebagai International Anesthesia Research Society (IARS) didirikan pada tahun 1922, dan pada tahun yang sama, jurnal ilmiah yang disponsori IARS Current Researches in Anesthesia and Analgesia (saat ini dikenal dengan Anesthesia and Analgesia) dipublikasikan. 


Pada tahun 1936, New York Society of Anesthetists menjadi American Society of Anesthetists, dan kemudian, pada tahun 1945 menjadi American Society of Anesthesiologists (ASA). Jurnal ilmiah Anesthesiology pertama kali diterbitkan pada tahun 1940.


Harold Griffith dan yang lainnya mendirikan Canadian Anesthetists Society pada tahun 1943, dan Griffith (sekarang lebih dikenal karena memperkenalkan curare) menjabat sebagai presiden pertamanya. Dua belas tahun kemudian jurnal yang sekarang dikenal sebagai Canadian Journal of Anesthesia pertama kali diterbitkan. 


Lima dokter yang paling berperan dalam perkembangan awal ilmu anestesi di Amerika Serikat setelah tahun 1900: James Tayloe Gwathmey, F.H. McMechan, Arthur E. Guedel, Ralph M. Waters, dan John S. Lundy. Gwathmey adalah pengarang (dengan Charles Baskerville) dari buku teks anestesi Amerika utama pertama pada 1914 dan merupakan presiden pertama dari New York State Society of Anesthetists yang sangat berpengaruh. McMechan, dibantu oleh istrinya, adalah tenaga pendorong di belakang IARS dan Current Researches in Anesthesia and Analgesia, dan tanpa lelah mengorganisir dokter yang mengkhususkan diri dalam anestesi ke dalam organisasi nasional dan internasional sampai kematiannya pada tahun 1939. 


Guedel adalah orang pertama yang mendeskripsikan tanda dan stadium anestesi umum. Dia menganjurkan pipa endotrakeal dengan kunci (cuffed tracheal tube) dan memperkenalkan ventilasi buatan selama anestesi eter (kemudian disebut respirasi terkontrol/controlled respiration oleh Waters). 


Ralph Waters membuat daftar kontribusi yang panjang untuk spesialisasi ini, mungkin yang paling penting adalah desakannya tentang pendidikan yang tepat untuk ahli spesialis anestesi. Waters mengembangkan departemen akademik anestesiologi pertama di University of Wisconsin di Madison. 


Lundy, bekerja di Mayo Clinic di Minnesota, berperan penting dalam pembentukan American Board of Anesthesiology dan memimpin American Medical Association’s Section on Anesthesiology selama 17 tahun.


Karena kelangkaan dokter spesialis anestesi di Amerika Serikat dan manfaat yang dirasakan dari anestesi eter, ahli bedah di Mayo Clinic dan Cleveland Clinic mulai melatih dan mempekerjakan perawat sebagai ahli anestesi pada awal 1900-an. 


Seiring bertambahnya jumlah perawat anestesi, sebuah organisasi nasional Amerika (sekarang disebut American Association of Nurse Anesthetists - AANA) didirikan pada tahun 1932. AANA pertama kali menawarkan ujian sertifikasi pada tahun 1945. Pada tahun 1969 dua program Anesthesiology Assistant mulai menerima siswa, dan pada tahun 1989 ujian sertifikasi pertama untuk asisten ahli anestesi diberikan. Perawat anestesi dan asisten ahli anestesi mewakili anggota penting dari tenaga kerja anestesi di Amerika Serikat dan di negara lain.


Pengakuan Resmi

Pada 1889 Henry Isaiah Dorr, seorang dokter gigi, ditunjuk sebagai Profesor Praktik Kedokteran Gigi, Anestetik dan Anestesi di Philadelphia College of Dentistry. Beliau adalah profesor anestesi pertama yang diketahui di seluruh dunia. 


Thomas D. Buchanan, dari New York Medical College, adalah dokter pertama yang ditunjuk sebagai Profesor Anestesi (tahun 1905). Ketika American Board of Anesthesiology didirikan pada tahun 1938, Dr. Buchanan menjabat sebagai presiden pertamanya. 


Spesialis anestesi pertama di Kanada tersertifikasi pada tahun 1946. Di Inggris, ujian pertama untuk Diploma Anestesi berlangsung pada tahun 1935, dan ketua pertama di bidang anestesi diberikan kepada Sir Robert Macintosh pada tahun 1937 di Universitas Oxford.


Tabel 1. Lingkup Anestesiologi

1.  

Penilaian dan Persiapan pasien untuk pembedahan dan anestesi

2.

Pencegahan, diagnosis, dan tatalaksana nyeri selama dan setelah pembedahan, obstetrik, terapi, dan prosedur diagnosis.

3.

Perawatan akut pada pasien di periode perioperatif.

4.

Diagnosis dan tatalaksana penyakit kritis.

5.

Diagnosis dan tatalaksana nyeri akut, kronik, dan nyeri kanker

6.

Evaluasi fungsi respirasi dan tatalaksana terapi respirasi.

7.

Instruksi, evaluasi performa, dan supervisi personil medis dan paramedis yang terlibat dalam perawatan perioperatif.

8.

Administrasi dalam fasilitas pelayanan kesehatan, organisasi, dan sekolah kedokteran yang diperlukan untuk mengiplementasikan tanggung jawab tersebut.

9.

Melakukan riset klinis, translasional, dan ilmu dasar.


Anestesi menjadi spesialisasi yang diakui secara resmi di Inggris pada tahun 1947, ketika Royal College of Surgeons mendirikan Fakultas Anestesi. Pada tahun 1992 Royal College of Anesthetists secara independen memperoleh piagamnya. 


Perubahan besar terjadi di Jerman selama tahun 1950-an, kemajuan tampaknya ditunda oleh isolasi dokter spesialis Jerman dari kolega di negara lain akibat Perang Dunia I dan berlanjut hingga resolusi Perang Dunia II. Jurnal pertama Der Anesthetist mulai diterbitkan pada tahun 1952. Tahun berikutnya, persyaratan untuk pelatihan spesialis dalam anestesi disetujui dan German Society of Anesthetists didirikan.


Lingkup Anestesiologi

Praktik anestesi telah berubah secara dramatis sejak zaman John Snow. Dokter anestesi modern haruslah merupakan konsultan perioperatif dan pemberi perawatan utama untuk pasien. Secara umum, dokter anestesi mengelola hampir semua aspek "noncutting" perawatan medis pasien dalam periode perioperatif. Doktrin "kapten kapal", yang membuat ahli bedah bertanggung jawab atas setiap aspek perawatan perioperatif pasien (termasuk anestesi), tidak lagi merupakan gagasan yang valid dengan adanya dokter anestesi. Dokter bedah dan dokter anestesi harus berfungsi bersama sebagai tim yang efektif, dan keduanya pada akhirnya bertanggung jawab kepada pasien daripada terhadap satu sama lain.


Praktik anestesi modern tidak terbatas pada membuat pasien tidak menyadari rasa nyeri. Dokter anestesi juga berperan memantau, memberikan sedasi, serta memberikan anestesi umum atau regional di luar ruang operasi untuk berbagai prosedur pencitraan, endoskopi, terapi elektrokonvulsif, dan kateterisasi jantung. Dokter anestesi seperti Peter Safar telah menjadi pionir dalam resusitasi kardiopulmoner, dan dokter anestesi terus menjadi anggota integral dari tim resusitasi.


Semakin banyak praktisi yang mengejar fellowship subspesialisasi dalam anestesi untuk operasi kardiotoraks (lihat Anestesi untuk Pembedahan Kardiovaskuler), perawatan kritis (lihat Perhatian Klinis pada Perawatan Kritis), neuroanestesi (lihat Neuroanestesi), anestesi obstetrik (lihat Anestesi Obstetrik), anestesi pediatri (lihat Anestesi Pediatrik), dan perawatan paliatif, anestesi regional, dan manajemen nyeri akut (lihat Anestesi Spinal, Epidural, dan Kaudal, Blok Saraf Perifer, Protokol Pemulihan Tertingkatkan dan Optimisasi Luaran Perioperatif) atau pengobatan nyeri kronik (lihat Manajemen Nyeri Kronik). Persyaratan sertifikasi untuk kompetensi khusus dalam perawatan kritis, anestesi pediatri, dan pengobatan nyeri sudah ada di Amerika Serikat. 


Program fellowship dalam Anestesi Kardiotoraks Dewasa, Kedokteran Perawatan Kritis, Anestesiologi Pediatri, Anestesiologi Obstetrik, Anestesia Umum dan Manajemen Nyeri Akut, Kedokteran Tidur (Sleep Medicine), Perawatan Paliatif, dan Intervensional Nyeri memiliki persyaratan akreditasi khusus. Pendidikan serta sertifikasi di bidang anestesiologi dapat digunakan sebagai dasar dalam sertifikasi pada Kedokteran Tidur atau Pengobatan Paliatif. 


Dokter anestesi secara aktif terlibat dalam administrasi dan pengarahan medis dari banyak fasilitas operasi rawat jalan, ruang operasi, unit perawatan intensif, dan departemen terapi pernapasan. Dokter anestesi juga mengambil posisi administratif dan kepemimpinan pada staf medis dari banyak rumah sakit dan fasilitas rawat jalan. Dokter anestesi bekerja sebagai dekan sekolah kedokteran dan ketua eksekutif dari sistem kesehatan. Di Amerika Serikat, dokter anestesi bekerja dalam legislasi negara bagian, di Kongres A.S., dan sebagai Surgeon General. Masa depan dari spesialisasi ini tidak perah tampak lebih cerah.


Sumber

The practice of anesthesiology. In: Morgan GE, Mikhail M, Murray MJ, eds. Clinical anesthesiology. 6th Ed. New York: McGraw-Hill; 2018. pp. 1-7

Artikel terkait:

Tinggalkan komentar